Minggu, 02 Desember 2018

Sabtu, 24 November 2018

Tim SMPN 1 Kamal Juara LKBB Sakera di SMAN 1 Kamal

Alhamdulillah, kembali prestasi diraih siswa-siswi SMPN 1 Kamal. Dibawah binaan Pak Widi Martana, M.Pd, tim "KOPASSKA" berhasil membawa piala diajang lomba baris berbaris LKBB Sakera di SMAN 1 Kamal. 

Tim SMPN 1 Kamal berhasil keluar sebagai The best Danton, The best Yel-yel, The best Variasi, Juara umum tingkat SMP/MTs, sekaligus sebagai peraih piala bergilir kepala SMAN 1 Kamal.

Kemenangan ini diraih dengan kerja keras. Tiap sore, dibawah bimbingan Pak Widi, anak-anak berlatih keras menghadapi event lomba tersebut. Lebih dari sebulan dengan disiplin mereka berkeringat dan berlelah-lelah. Dan kerja keras itu terbayar dengan kemenangan ini. Selamat Tim KOPASSKA beserta pembinanya !





Rabu, 24 Oktober 2018

Sejarah Kabupaten Bangkalan

Sejarah perkembangan Islam di Bangkalan diawali dari masa pemerintahan Panembahan Pratanu yang bergelar Lemah Dhuwur. Beliau adalah anak Raja Pragalba, pendiri kerajaan kecil yang berpusat di Arosbaya, kerajaan ini keberadaannya sekitar 20 km dari kota Bangkalan ke arah utara.

Panembahan Pratanu diangkat sebagai raja pada 24 Oktober 1531 setelah ayahnya, Raja Pragalba wafat. Jauh sebelum pengangkatan itu, ketika Pratanu masih dipersiapkan sebagai pangeran, dia bermimpi didatangi seorang  Alim dan menyuruh Pangeran Pratanu untuk memeluk agama Islam. Mimpinya ini diceritakan kepada ayahandanya selanjutnya sang Ayah memerintahkan patih Empu Bageno untuk mempelajari Islam di Kudus.

Perintah ini dilaksanakan sebaik-baiknya, bahkan Bageno bersedia masuk Islam sesuai saran Sunan Kudus sebelum menjadi santrinya selama beberapa waktu lamanya. Ia kembali ke Arosbaya dengan ilmu keislamannya dan memperkenalkannya ilmi tersebut kepada Pangeran Pratanu.  Pangeran Pratanu sempat marah setelah tahu Bageno masuk Islam mendahuluinya. Tapi setelah dijelaskan bahwa Sunan Kudus mewajibkannya masuk Islam sebelum mempelajari agama itu, Pangeran Pratanu menjadi maklum.

Setelah Pangeran Pratanu sendiri masuk Islam dan mempelajari agama itu dari Empu Bageno, ia kemudian menyebarkan agama itu ke seluruh warga Arosbaya. Akan tetapi ayahnya, Raja Pragalba sampai wafat dan digantikan oleh Pangeran Pratanu belum masuk Islam.  Jauh sebelum Pangeran Pratanu dan Empu Bageno menyebarkan Islam, sejumlah kerajaan kecil di Bangkalan. Diawali dari Kerajaan Plakaran yang didirikan oleh Kyai Demang dari Sampang. Yang diperkirakan merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit yang sangat berpengaruh pada saat itu. Kyai Demang menikah dengan Nyi Sumekar, yang diantaranya melahirkan Raden Pragalba. Pragalba menikahi tiga wanita.

Pratanu adalah anak Pragalba dari istri ketiga yang dipersiapkan sebagai putera mahkota dan kemudian dikenal sebagai raja Islam pertama di Madura. Pratanu menikah dengan putri dari Pajang yang memperoleh keturunan lima orang :
Pangeran Sidhing Gili yang memerintah di Sampang, Raden Koro yang bergelar Pangeran Tengah di Arosbaya, Raden Koro menggantikan ayahnya ketika Pratanu wafat, Pangeran Blega yang diberi kekuasaan di Blega, Ratu Mas di Pasuruan, Ratu Ayu.

Tahun 1624, Kerajaan Arosbaya runtuh diserang oleh Mataram pada masa pemerintahan Pangeran Mas. Pertempuran ini Mataram kehilangan panglima perangnya, Tumenggung Demak, beberapa pejabat tinggi kerajaan dan sebanyak 6.000 prajurit gugur.

Minggu 15 September 1624, pertempuran yang mendadak ini merupakan perang besar dan memakan korban yang besar pula, laki-laki dan perempuan kemedan laga. Beberapa pejuang laki-laki sebenarnya masih bisa tertolong jiwanya. Namun ketika para wanita akan menolong mereka melihat luka laki-laki itu berada pada punggung, mereka justru malah membunuhnya. Luka di punggung itu membuktikan bahwa mereka melarikan diri, yang dianggap mengingkari jiwa ksatria. Saat keruntuhan kerajaan itu, Pangeran Mas melarikan diri ke Giri. Sedangkan Prasena (putera ketiga Pangeran Tengah) dibawa oleh Juru Kitting ke Mataram, yang kemudian diakui sebagai anak angkat oleh Sultan Agung dan dilantik menjadi penguasa seluruh Madura yang berkedudukan di Sampang dan bergelar Tjakraningrat I.


Keturunan dari Tjakraningrat inilah yang selanjutnya mengembangkan pemerintahan kerajaan baru di Madura, termasuk Bangkalan. Tjakraningrat I menikah dengan adik Sultan Agung. Selama pemerintahannya kekuasaan dan kewajibnya di Madura diserahkan kepada Sontomerto, sebab ia sering tidak berada di Sampang, ia  sering pergi ke Mataram melapor sekali setahun ditambah beberapa tugas lainnya.


Dari perkawinannya dengan adik Sultan Agung, Tjakraningrat tidak mempunyai keturunan. Setelah istrinya (adik Sultan Agung wafat),  Tjakraningrat  menikah dengan dengan Ratu Ibu ( Syarifah Ambani, keturunan Sunan Giri ), Baru dari perkawinan inilah Tjakraningrat dikaruniai tiga orang anak. Sedangkan dari selir yang lainnya Tjakraningrat  dikaruniai beberapa orang anak (Tertulis pada Silsilah yang ada di Asta Aer Mata Ibu).


Tahun 1891,  Bangkalan mulai berkembang sebagai pusat kerajaan yang menguasai seluruh kekuasaan- kekuasaan di Madura, pada masa pemerintahan Pangeran Tjakraningrat II yang bergelar Sultan Bangkalan II. Namun Raja ini banyak berjasa kepada Belanda dengan membantu mengembalikan kekuasaan Belanda di beberapa daerah di Nusantara bersama tentara Inggris. Karena jasa-jasa Tjakraningrat II itu, Belanda memberikan izin kepadanya untuk mendirikan militer yang disebut ‘Corps Barisan’ dengan berbagai persenjataan resmi modern saat itu. Bisa dikatakan Bangkalan pada waktu itu merupakan gudang senjata, termasuk gudang bahan peledak.

Namun perkembangan kerajaan di Bangkalan justru mengkhawatirkan Belanda setelah kerajaan itu semakin kuat, meskipun kekuatan itu merupakan hasil pemberian Belanda atas jasa-jasa Tjakraningrat II membantu memadamkan pemberontakan di beberapa daerah. Belanda ingin menghapus kerajaan itu. Ketika Tjakraningrat II wafat, kemudian digantikan oleh Pangeran Adipati Setjoadiningrat IV yang bergelar Panembahan Tjokroningrat VIII, Belanda belum berhasil menghapus kerajaan itu. Baru setelah Panembahan Tjokroadiningrat wafat, sementara tidak ada putera mahkota yang menggantikannya, Belanda memiliki kesempatan menghapus kerajaan yang kekuasaannya meliputi wilayah Madura itu.
Raja Bangkalan Dari Tahun 1531 – 1882

Tahun 1531 – 1592 : Kiai Pratanu (Panembahan Lemah Duwur)

Tahun 1592 – 1620 : Raden Koro (Pangeran Tengah)
Tahun 1621 – 1624 : Pangeran Mas
Tahun 1624 – 1648 : Raden Prasmo (Pangeran Cakraningrat I)
Tahun 1648 – 1707 : Raden Undakan (Pangeran Cakraningrat II)
Tahun 1707 – 1718 : Raden Tumenggung Suroadiningrat  (Pangeran Cakraningrat III)
Tahun 1718 – 1745 : Pangeran Sidingkap (Pangeran Cakraningrat IV)
Tahun 1745 – 1770 : Pangeran Sidomukti (Pangeran Cakraningrat V)
Tahun 1770 – 1780 : Raden Tumenggung Mangkudiningrat (Panembahan Adipati Pangeran Cakraadiningrat VI)
Tahun 1780 – 1815 : Sultan Abdu/Sultan Bangkalan I
(Panembahan Adipati Pangeran Cakraadiningrat VII)
Tahun 1815 – 1847 : Sultan Abdul Kadirun (Sultan Bangkalan II)
Tahun 1847 – 1862 : Raden Yusuf (Panembahan Cakraadiningrat VII)
Tahun 1862 – 1882 : Raden Ismael (Panembahan Cakraadiningrat VIII)


ASAL MULA NAMA BANGKALAN

Bangkalan berasal dari kata “bangka” dan ”la-’an” yang artinya sudah matilah. Istilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat.

Menurut cerita, setelah kejayaan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama di Madura, maka pada dekade berikutnya perubahan jaman mulai membentuk karakter orang-orang Madura. Jaman yang penuh pergulatan dan perjuangan kala itu. Yang paling mengenaskan ialah saat kolonial Belanda bercokol di Madura. Dan saat itulah banyak timbul pemberontakan-pemberontakan, yang kerap dikenal dengan pemberontakan Trunojoyo, Ke’ (Pak) Lesap, Sakerah dan lainnya.
Tampilnya Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan melawan penjajah merupakan awal kebangkitan Madura sebagai langkah menuju pemberontakan berikutnya. Trunojoyo putra Pangeran Waluyo yang pada dasarnya berjuang untuk membasmi ketidak adilan disambut gegap gempita oleh rakyat Madura setelah meninggalkan Mataram yang kemudian menaklukkan seluruh Madura. Pada perjuangan berikutnya, Trunojoyo mendapat bantuan dari orang-orang Makasar yang melakukan perampokan-perampokan dilautan sekitar Jawa Timur setelah Makasar jatuh. Dari persekutuan Makasar-Madura itulah yang kemudian diperkuat perkawinan Putri Trunojoyo dengan tokoh dari Makasar, Karaeng Galesong. Menjadikan keterpaduan wilayah yang berjarak jauh itu. Keterpaduan itu dapat dibuktikan, bahwa banyak hal persamaan antara keduanya. Baik secara hidup masyarakatnya, watak, maupun sikap kesehariannya. Bahkan di Madura sendiri (pulau Kangean-Sumenep), bahasa yang dipergunakan bahasa daerah yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Bugis, Jawa dan Melayu.

Tokoh lain yang kerap menjadi kebanggan orang Madura, ialah Ke’ Lesap. Dalam cerita disebutkan, bahwa Ke’ Lesap memilikissebuah golok dan dapat disuruh mengamuk sendiri tanpa ada yang memegangnya. Karena kesaktian-kesaktian yang dimiliki, ia makin menjadi kesohor sampai seluruh pelosook Madura. Pada akhirnya, Ke’ Lesap merasa yakin, bahwa ia sudah cukup mampu untuk mulai mengobarkan api pemberontakan. Keahlian dan kemasyhurannya, banyak membawa simpati kepada rakyat, sehingga sehingga pada saat turun dari pertapaan (Gunung Payudan) dengan sangat mudah dapat menaklukkan desa-desa yang didatangi.

Setelah menaklukkan wilayah dari Timur, Sumenep, Pamekasan dan Sampang, maka Ke’ Lesap beserta pasukannya menuju Bangkalan. Pertempuran dimulai, sebab pasukan Cakraningrat V sebagai penguasa di Bangkalan mengadakan perlawanan yang cukup hebat. Namun akhirnya kekuatan Bangkalan dapat dipukul mundur. Bantuan kompeni didatangkan dari Surabaya, dan pertempuran berlangsung kembali. Meski demikian dengan bantuan tersebut, Ke’ Lesap masih bertahan dan memukul mundur, dan Cakraningrat V mengungsi ke Malaja. Sedang benteng dipertahankan oleh kompeni.

Namun pada akhirnya, Ke’ Lesap jatuh di tempat asalnya, yaitu ketika Cakraningrat V melancarkan tipu muslihat dengan mengirim wanita ketempat pesanggrahan Ke’ Lesap di dea Tonjung. Wanta Tanda’ (ronggeng) yang berbusana keraton itu memegang bendera putih dan menyerahkan kepada Ke’ lesap. Bagi Ke’ Lesap tanda bendera putih itu pertanda Cakraningrat menyerah. Namun apadaya titik kelemahan Cakraningrat terletak di rambutnya. Konon wanita yang menyamar sebagai putri keraton (bernama nyi Marpuah) sesuai perintah CakraningratV berkesempatan memotong rambut Ke’ Lesap. Saat itu pula hilang kekuatannya termasuk kekuatan senjata goloknya yang bernama Kodhi’ Crangcang.
Pada saat bersamaan Cakraningrat V beserta bala tentaranya menyerang dan menusukkan tombak pusaka Bangkalanyang bernama Si Nenggolo Gemetar. Dan bersinar seolah mengeluarkan api. Dan pada akhirnya Ke’ Lesap beserta bala tentaranya banyak yang binasa. Maka berteriaklah rakyat yang mengikuti rajanya bersama-sama berteriak ”Bangka-la’an” artinya sudah matilah. Sebagaimana diabadikan dengan nama Bangkalan, salah satu kabupaten di Madura.

Sumber : 
https://jawatimuran.wordpress.com/2013/06/15/sejarah-kabupaten-bangkalan/
          https://www.facebook.com/teammadura/posts/asal-mula-nama-bangkalanbangkalan-                           berasal-dari-kata-bangka-dan-la-an-yang-artiny/258941064303212/

Kamis, 11 Oktober 2018

Pramuka SMPN 1 Kamal Juara Umum AKPP 3

Rasa syukur pantas dipanjatkan kehadirat Ilahi, karena kembali pramuka SMP Negeri 1 Kamal meraih prestasi. Di ajang AKPP 3 (Ajang Kreasi Pramuka Penggalang 3 Se- Jawa Timur) tahun 2018 yang diadakan oleh Pramuka Universitas Trunojoyo Madura pada tanggal 14-16 September 2018, regu putra maupun putri menjadi juara umum, yang akhirnya menjadikan SMPN 1 Kamal melalui regu putri menyabet piala bergilir.

Regu putri meraih juara 1 di empat mata lomba, yakni lomba Smart Scout Competition (SSC), Teknologi Tepat Guna (TTG), Video Repotase, dan Lomba Kreasi Formasi Baris Berbaris (LKFBB). Sedang regu putra menyabet juara 1 di dua jenis lomba, yakni lomba LFBB dan video reportase. Selain mendapat piala dan piagam, peserta juga mendapat uang pembinaan. Salam pramuka !!!

Senin, 07 Mei 2018

PPDB Prestasi SMPN 1 Kamal Tahun Pelajaran 2018/2019


PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

DINAS PENDIDIKAN

UPTDSMP NEGERI 1 KAMAL
SEKOLAH STANDAR NASIONAL
Jl. Banyuajuh No. 5 Telp. (031)3011026 Kamal, Bangkalan
http//:smp1kamal.blogspot.co.id


Nomor

:

422.1/  143  /433.101.20.11/2018


Lampiran
:
1 (satu) berkas



Perihal
:
PPDB melalui jalur Prestasi Akademik dan Non Akademik

Kepada
Yth. Bapak/Ibu Kepala SDN/MIN  
Se-  Kecamatan Kamal
di-  
KAMAL

Memberitahukan dengan hormat bahwa UPTD SMP Negeri 1 Kamal akan melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui program seleksi Prestasi Akademis dan non Akademis disamping Penerimaan Peserta Didik Baru secara Reguler atau melalui seleksi hasil DANUN (Ujian Nasional).
I.   DASAR HUKUM
1.  Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.
3 Rapat Koordinasi Kepala Sekolah dengan Dewan Guru UPTD SMPN 1 Kamal  tanggal 2  Mei  2018  tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)  di UPTD SMPN 1 Kamal tahun pelajaran 2018/2019.
II.  TUJUAN
A.  Menjaring calon peserta didik baru yang berbakat , berminat dan mampu dalam bidang akademik dan non akademik
B.  Memberikan kesempatan kepada siswa berbakat untuk memilih sekolah yang sesuai  dengan keinginannya.
III.  PROSEDUR PENDAFTARAN
 A.  Syarat Pendaftaran


1.
Lulus tingkat SD/MI/Paket A atau sederajat Tahun Pelajaran 2017/2018.


2.
Nilai Raport semester I KLS IV sampai dengan semester I KLS VI   mata pelajaran: Matematika,   IPA dan IPS minimal nilai 75,00 (Tujuh Puluh Lima)  dan,


3.
Rata-rata nilai Raport KLS IV dan V Semester 1 dan  KLS IV  sampai dengan semester I KLS VI minimal 70,00 (Tujuh Puluh).


4.
Juara I (satu), atau II (dua) dalam kegiatan OSN (Olympade Sains Nasional)/ Lomba Mata Pelajaran minimal setingkat Kecamatan/Kabupaten atau,


5.
Juara I (satu) atau II (dua) (Khusus Lomba Perorangan dalam kegiatan:  O2SN, FLS2N, PORSENI ( Pekan Olah Raga dan Seni) ,  minimal setingkat Kecamatan/ Kabupaten.


6.
Bagi peserta yang memenuhi persyaratan nomor (4) dan (5), persyaratan nomor (2) dan (3) tidak berlaku.

B.
Persyaratan Administrasi:


1.
Setiap peserta membuat surat permohonan mengikuti seleksi PPDB Prestasi SMPN 1 Kamal. (mengisi form 1)


2.
Menunjukan Raport (Asli) dan Menyerahkan fotocopy raport KLS IV  semester 1 dan 2 sampai dengan KLS VI semester 1 yang telah dilegalisir Kepala Sekolah ( mengisi Form 2)


3.
Menyerahkan Piagam asli dan fotocopy Piagam prestasi Akademis /Non Akademis yang telah dilegalisir Kepala Sekolah (bila ada).

C.
Tahapan Seleksi:


C.1 Akademik



Seleksi dilaksanakan dua tahap:



a.  Seleksi administrasi dari nilai Raport mata pelajaran yang dilombakan dalam OSN ( Matematika, IPA dan IPS) dengan bobot 40% dari rata-rata nilai mata pelajaran tersebut.
b. Seleksi Tes Tulis dengan materi mata pelajaran: Matematika, IPA, dan IPS dengan bobot nilai 60% dari nilai perolehan mata pelajaran tersebut.
c. Peserta yang memiliki piagam OSN, dan Lomba   Mata Pelajaran : Matematika, IPA dan IPS,  setingkat Kecamatan Juara I dan II, atau Kabupaten, Juara I, II dan III tanpa mengikuti Tes Tertulis.


C.2 Non Akademik



Siswa diseleksi piagam prestasi non akademiknya (Olah Raga dan Seni), dan bagi peserta yang dinyatakan diterima melalui jalur non akademik, tanpa mengikuti tes tertulis.

D. Jadwal Pelaksanaan:


a.
Pendaftaran Seleksi PPDB Prestasi Tahun 2018/2019 secara kolektif dari sekolah masing-masing dimulai tanggal  11 Mei 2018  sampai dengan tanggal  12 Mei 2018   jam 08.00 sampai dengan 11.00 WIB di Sekretariat PPDB UPTD SMPN 1 Kamal, Jl. Banyuajuh No. 5 Kamal.


b.
Pengumuman hasil seleksi administrasi tanggal 14 Mei 2018,   dapat dilihat langsung di UPTD SMPN 1 Kamal, Jl. Banyuajuh No. 5 Kamal, atau pada blog kami: http://smp1kamal.blogspot.co.id


c.
Bagi peserta yang dinyatakan mengikuti tes tertulis, pelaksanaannya akan diadakan pada hari Selasa, tanggal 15 Mei 2018 , Jam 08.00 WIB sampai dengan selesai, di UPTD SMPN 1 Kamal, Ruang Kelas 7A dan 8A dengan membawa bukti  pendataran PPDB prestasi.


d.
Pengumuman hasil seleksi  PPDB  Prestasi Tahun 2018/2019 diumumkan pada tanggal 19 Mei 2018  di UPTD SMPN 1  Kamal Jl. Banyuajuh No. 5 Pada Jam 08.00 s.d 12.00 WIB atau pada blog http://smp1kamal.blogspot.co.id


e.
Bagi peserta yang lulus seleksi supaya daftar ulang pada tanggal 21 dan 22 Mei 2018 dengan  menunjukkan bukti pendaftaran PPDB Prestasi  dan Fotocopy NISN.


Demikian pemberitahuan kami, atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, disampaikan terimakasih.


Kamal,   3 Mei 2018

Mengetahui,


Kepala SMPN 1 Kamal,
Ketua Pelaksana PPDB Prestasi,






 Ttd
                  Ttd





HUSDI, S.Pd, MM
NIP.196308311994031005
Dra. TUTI RILAYATI
NIP. 196504271995122002

                                                         Mengetahui,
                                                           Ketua Komite Sekolah,



                                                              Ttd                    

                                                         
                                                Drs. H. ACHMAD FAUZAN, MM






Senin, 12 Maret 2018

Kiprah Alumni Spensaka di OSK Tingkat SMA 2018

Rasa ini turut bangga meski mereka tak lagi menjadi murid SMPN 1 Kamal melihat kiprah alumni di Olimpiade Sains Nasional  SMA Tingkat Kabupaten Bangkalan. Kebanggaan itu kian bertambah saat diantara mereka adalah putri-putri Bapak dan Ibu guru SMPN 1 Kamal. Annisa Widya Laksamana yang juara II kebumian adalah putra kedua Bapak Hartono, guru Bahasa Inggris. Yang kedua, Desy Safriana yang juara II Geografi adalah putri tunggal Ibu Alfi Adriyana, guru Bahasa Madura. Semoga alumni Spensaka dapat memberikan prestasi terbaik bagi almamaternya, dan turut mengharumkan nama Spesaka di sekolahnya masing-masing. Selamat !!!